Jika kita menerima surat undangan pernikahan dari seorang teman warga negara jepang, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Menjawab Undangan Pernikahan Setelah undangan diterima, diharuskan kita segera membalas isi undangan
tsb, dengan mengirimkan kartu pos apakah dapat hadir atau tidak.
1A. Jika Tidak Dapat Hadir
a. Dalam kartu pos kita tulis ucapan selamat & alasan tidak bisa hadir, misalnya; "Kekkon omedetou gozaimasu. Zannen nagara, toujitsu wa kaigaishucchou no tame, shussekisuru koto ga dekimasen.
Douzo oshiawase". (Selamat atas pernikahan anda. Sayang sekali, pada hari tersebut saya tidak bisa hadir karena
ada tugas ke luar negri. Semoga berbahagia).
b. Mengirinkan hadiah tanda ikut bergembira. Tetapi perlu diingat, ada
beberapa barang yang tidak bisa diberikan karena dipercaya orang jepang dapat merusak kehidupan rumah tangganya kelak, yaitu;
-
Pisau, gunting, dll, barang yang dapat memutuskan sesuatu, karena khawatir akan memutuskan ikatan pernikahan kelak. -
Barang pecah belah sepeti gelas kaca, keramik, dll karena khawatir akan memecah belah kerukunan berumah tangga.
1B.
Jika Dapat Hadir
a. Dalam kartu pos kita ucapan selamat & terima kasih atas undangan tersebut, misalnya; "Kekkon omedetou gozaimasu. Yorokonde shussekisaseteitadakimasu". (Selamat atas pernikahan anda. Dengan
senang hati saya akan menghadirinya).
2. Pakaian Yang Digunakan Pakaian yang digunakan, untuk pria
black suit, untuk wanita gaun, kimono, atau pakaian daerah lainnya.
3. Mempersiapkan Hadiah Pernikahan Berupa
Uang - Mempersiapkan uang yang disebut "Goshuugi" (congratulatory monetary gift) yg dimasukan ke dalam amplop
khusus yang disebut "Shuugibukuro" (congratulatory envelope). Kira-kira uang yang diberikannya adalah 20 ribu-30 ribu yen
jika teman kantor.
- Goshuugi tersebut diberikan kepada resepsionis pernikahan sambil mengucapkan salam persahabatan,
misalnya; *Honjitsu omedetou gozaimasu... Kokorobakari no oiwaidesu". (Selamat... ini sedikit
hadiah untuk mempelai).
4. Sambutan (Speech) & Pembawa Acara (MC) Jika kita diminta untuk memberikan
sambutan atau sebagai pembawa acara, ada beberapa kata yang tidak boleh diucapkan, yaitu:
Wakareru
(berpisah), owaru (berakhir), hanareru (berjauhan), kiru
(memotong) karena khawatir hal tsb akan terjadi dalam rumah tangga kelak. Contoh; - Ucapan penutup acara pernikahan (X)
Hiroen o owari ni shimasu (Kita akhiri upacara ini) -- diganti menjadi --> (O) Hiroen o ohiraki
ni shimasu (Kita tutup upacara ini).
- Ucapan ketika mempersilakan memotong kue (X) Wedingu keeki o kiru
( silakan memotong kue) -- diganti menjadi --> (O) Wedingu keeki ni naifu o ireru (silakan
memasukan pisau ke wedding cake).
5. Pesta Lanjutan (Nijikai) Setelah upacara pernikahan tersebut
selesai, beberapa kerabat atau sahabat dekat akan diundang ke pesta lanjutan yang disebut "Nijikai" (post reception party).
6.
Ucapan Perpisahan Setelah upacara/ pesta pernikahan selesai, kita berpamitan pada mempelai dengan mengucapkan
salam perpisahan, misalnya: "Oshiawaseni... Totemo tanoshii paatii deshita". (Semoga berbahagia...
pestanya sangat menyenangkan).

* Beberapa Ucapan Selamat Kepada Mempelai * - Kekkon omedetou gozaimasu. Suenagaku
oshiawaseni (Selamat atas penikahan anda. Semoga awet dan berbahagia) - Kekkon omedetou gozaimasu.
Ofutari no mirai ga subarashiimono de arimasuyouni (Selamat atas pernikahan anda. Semoga penuh dengan harapan indah
bagi berdua) - Kekkon omedetou gozaimasu. Ofutari de, nakayoku, atatakai katei o kizuiteitte kudasai. (Selamat
atas pernikahan anda. Semoga berdua rukun selalu dan membentuk keluarga yang menyenangkan)
|