Bagaimana Kalau Tinggal di Okayama?
Okayama adalah satu prefektur di Negara Jepang. Terletak di selatan Pulau Honsyu, salah satu pulau besar di Jepang. Kota-kota
di Jepang umumnya memiliki standarisasi yang sama dalam segala hal, sehingga untuk semua aktifitas perkantoran, kesehatan,
dan pelayanan public lainnya tidak akan ada perbedaan yang berarti. Yang agak membedakan kota Okayama dibanding
kota-kota lain adalah suasana kota Okayama yang relatif tenang dengan pohon-pohon yang cukup rimbun.
Hidup disini sangatlah
menyenangkan. Sering kita mendengar bahwa biaya hidup di Jepang termasuk salah yang tertinggi di dunia. Namun hal tersebut
tidak berlaku di Okayama. Harga kebutuhan hidup di kota ini terhitung murah untuk ukuran orang jepang
bahkan untuk ukuran warga negara asing yang kebanyakan berstatus sebagai mahasiswa. Semua kebutuhan pangan dan sandang sangat
sering disale hampir setiap minggunya. Info sale ini sering dibagikan lewat shirase
(selebaran) atau bisa di cek via internet. Salenya benar-benar terasa sale, biasanya turun hingga 60 persen dari harga asli.
Untuk kebutuhan
tersier seperti barang-barang elektronik, hampir semua kota di jepang memiliki toko-toko yang menjual barang elektronik dengan harga yang fantastis.
Khusus di Okayama ada sebuah gerai elektronik yang setiap harinya memberikan sale untuk barang-barang tertentu. Biasanya yang
di sale adalah barang yang furui (lama) menurut ukuran orang Jepang. Misal kamera digital yang baru keluar di Indonesia dengan
harga 4 juta rupiah dengan merek top, disini sudah dipastikan akan termasuk dalam
rangkaian barang-barang furui yang siap di sale dengan pengurangan harga yang fantastis. Kita bisa mendapatkan kamera tsb
hingga 1/4 dari harga kamera tsb di Indonesia.
Untuk layanan kesehatan,
benar-benar akan membuat kagum para pendatang yang berasal dari dunia berkembang. Sistem asuransi kesehatan disini benar-benar
menguntungkan pengguna jasanya. Biaya asuransi dihitung berdasarkan penghasilan dari si pengguna dan setiap warga di kota ini termasuk
warga Negara asing yang berdomisili, wajib mengikuti program asuransi nasional ini. Walaupun berbeda jumlah yang dibayarkan,
namun pelayanan yang didapatkan pasti sama. Pihak asuransi kesehatan menanggung 30 persen dari biaya berobat. 30 persen yang
dibayarkan si pasien ini, kalau dirupiahkan akan lebih murah daripada biaya berobat di Indonesia. Walaupun menggunakan asuransi,
tapi janganlah membayangkan model askes di Indonesia. Kalau di Indonesia pengguna Askes harus pontang panting dulu mengurus segala surat menyurat…dll
deh…minimal harus keringetan dulu baru bisa dapet fasilitas askes. Kalau disini..cukup tunjukan kartu asuransi, tring…dalam
hitungan menit langsung oke.
Hampir semua shiyakusho
(Pemda) di Jepang akan memberikan keringanan biaya melahirkan di Jepang. Bahkan setelah melahirkan kita akan mendapatkan furezento
(hadiah) sebesar 300.000 Yen atau setara 27.000.000 rupiah. Mengapa mendapatkan furezento? Sebagian besar orang Jepang masih
enggan memiliki anak, karena menganggapnya terlalu repot. Dan karenanya pemerintah Jepang memberikan daya tariknya dengan
menyediakan furezento ini. Para balita disini sampai dengan umur 4 tahun akan mendapatkan bantuan sebesar 5000 Yen atau setara 450.000
rupiah per bulannya, sebagai bantuan pihak shiyakusho untuk memenuhi kebutuhan susu si anak. Dan para balita dibawah umur
4 tahun akan mendapatkan biaya pengobatan gratis jika mempunyai keluhan sakit. Berbagai kemudahan untuk anak-anak diberikan
oleh pihak shiyakusho, termasuk biaya pendidikan. Biaya sekolah didasarkan atas penghasilan orang tua. Bahkan pihak shiyakusho
akan memberikan biaya 0 yen, jika ada permohonan ketidakmampuan membayar sekolah.
Untuk urusan pembuangan
sampahpun, akan membuat kita cukup terperangah. Disini system pembuangan sampah dijadwal perminggu nya. Gomi (sampah) disini
dibagi menjadi 2 bagian, yaitu gomi yg bisa dibakar langsung dan gomi yang tidak bisa dibakar. Setiap chou (kecamatan) akan
mendapat kesempatan membuang sampah yang bisa dibakar sebanyk 2 kali setiap minggunya. Dan kesempatan membuang sampah yang
tidak bisa dibakar 1 kali setiap bulannya. Gomi-gomi tersebut diletakkan ditempat-tempat yang telah ditentukan, dan pagi hari
sebelum jam 9 mobil-mobil pengangkut gomi sudah menyapu bersih gomi tersebut. Jangan membanyangkan mobil pengangkut yang digunakan
adalah truk-truk besar seperti di Indonesia. Disini mobil gomi hanya sebesar mobil biasa yang dilengkapi dengan alat penghancur gomi.
Hal ini tentu saja sangat menarik untuk dipelajari lebih lanjut, bahkan kalau memungkinkan dapat diterapkan di Indonesia.
Oh iya, satu lagi
yang sangat menarik. Disini amat jarang ditemukan polisi. Polisi hanya berada di kaban (kantor polisi) yang ada di setiap
chou (kecamatan). Itupun dengan jumlah yang sedikit. Herannya...semua orang disini sangat taat terhadap peraturan. Semua berjalan
sesuai dengan jalurnya. Semua bus berhenti di halte-halte. Semua pejalan kaki hanya menyeberang di zebra cross. Semua mobil
hanya berhenti di tempat yang diperbolehkan.
Benar-benar banyak
pelajaran yang bisa diperoleh dari kesempatan tinggal di kota ini.